“Akh males sama dosen ini…”, “kurang ajar nih dosen…”, “dosen apaan…”,
“sebel sama dosen ini…”
Kata-kata “indah” tersebut sering terlontar dari mulut manis mahasiswa,
bahkan ada yang lebih so sweet “Fuck you dosen…”. Wow sungguh fenomena yang menakjubkan…
Kebebasan di
zaman ini, di Indonesia khususnya sudah sangat bebas, bahkan melebihi kebebasan
negara-negara liberal. Sampai-sampai tata bahasa ketimuran, tata krama
ketimuran sedikit demi sedikit mulai luntur. Bisa kita lihat dari fenomena
seperti tadi, kata-kata yang kerap mahasiswa lontarkan untuk para
dosennya.
Pada zaman kita
kecil atau zaman kakak-kakak kita bahkan orang tua kita, yang namanya seorang
guru apalagi dosen, begitu disanjung, begitu dihormati dan begitu dihargai.
Karena mereka tau siapa seorang guru dan siapa seorang dosen. Tidak semua orang
bisa mengenal yang namanya sosok guru apalagi dosen.
Okelah zaman
sekarang orang yang mengenal guru sudah banyak, tapi orang yang mengenal dosen
itu masih sedikit. Hanya orang-orang yang beruntung saja yang bisa mengenal dan
mengetahui sosok dari dosen, hanya mereka yang bisa merasakan indahnya bangku
kuliah dan indahnya universitas. Bagaimana asiknya belajar bersama dosen,
bagaimana asiknya cari-cari dosen, bagaimana asiknya dibimbing dosen dan
bagaimana asiknya curhat sama dosen.
Saya sangat
miris ketika melihat laptop temen saya, dan disana ada foto seorang dosen yang
diberi nama “fuck you dosen”. Padahal seorang dosen kan salah satu sumber ilmu
kita. Dari dosen kita dapet banyak pengetahuan, dari dosen kita banyak dapat
pengalaman, bahkan dari dosen kita dapet traktiran makan (haha…)
Padahal seorang
guru atau dosen sebenarnya tidak butuh penghargaan yang “wah”, cukup dengan
kita menyapa “Selamat Pagi Bapak/Ibu”, “Assalamu’alaikum Bapak/Ibu” hal itu
sudah membuat bangga seorang guru/dosen.
Salah seorang
dosen pernah berkata, “saya sangat berkesan ketika anak-anak (mahasiswa)
memanggil saya Ibu”. Bagi mereka panggilan “ibu” atau “Bapak” sangatlah
berarti.
Yah walaupun
terkadang mereka suka bikin kita kesel, tidak sehati dengan kita bahkan entahlah
bagaimana dosen tersebut. Tapi walau bagaimanapun dia tetaplah dosen kita.
Tinggal
bagaimana caranya saja dari dosen yang menurut kita menyebalkan, tidak asik, bored,
kita bisa ambil sisi positifnya.
Ketika dosen
tersebut menerangkan materi dengan cara yang tidak asik, dengan cara yang tidak enak. Cobalah
pelajari apa kekurangan dia, hingga ketika kita mengajarkan sesuatu terhadap
orang lain kita tidakakan seperti itu.
Bahkan ketika
dosen, mungkin ada yang berbuat melanggar moral. Kita pun harus tetap belajar
dari dia. Agar kita tidak sepeerti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar