Kata Permana

Pagi ini sebelum berangkat kerja, saya berbincang dengan Cinta. Obrolan ringan tapi membuat mengernyitkan kening.

Tentang sebuah kata, tentang sebuah kalimat.

Sekarang, sebuah kalimat yang dirasa biasa, yang dirasa ringan, bisa jadi sebuah masalah.

Siapa yang salah? Fikir saya dan cinta.

Kertas ujian anak SD yang sempat viral, karena petunjuk ujian yang menuliskan 'jawablah pertanyaan dengan jawaban tepat dan benar', lalu anak SD tersebut menjawab soal-soal dan jawabannya hanya Benar dan Tepat, bahkan ada yang ditulis dengan kata Benar kemudian dicoret dan diganti dengan Tepat.

Siapa yang salah?

Ada cerita juga, tentang spanduk yang dipasang pihak kepolisian, di salah satu sudut kota X. Dimana tempat itu banyak copet. Tulisan di spanduk nya seperti ini, 'Kawasan Bebas Copet'. Lalu ada copet yang justru merasa senang, karena menurutnya, ia bebas mencopet di daerah tersebut.

Siapa yang salah?

Ada satu lagi cerita, ketika seorang pengendara motor melajukan motornya pada jam 6 pagi. Kemudian dia diberhentikan polisi. Polisi minta kelengkapan surat-surat. Lalu dengan santai, seseorang tersebut menyerahkan SIM, STNK. Tetapi polisi tetap menilangnya. Polisi bertanya, "tau tidak kesalahannya apa?". "Tidak Pak. Apa salah saya, saya pakai helm, SIM dan STNK ada," begitu jawab seseorang.
Polisi kemudian berkata lagi, "anda saya tilang karena tidak menyalakan lampu motor. Padahal sudah ada aturannya, lihat juga di spanduk sana 'lampu motor dinyalakan siang hari dan malam hari,".
Seseorang pun tersenyum dan menjawab, "Iya Pak saya tau itu. Tapi bukankah ini masih pagi? Jadi saya boleh tidak menyalakan lampu. Yang harus dinyalakan kan siang hari dan malam hari,".

Siapa yang salah?

Itu lah obrolan ringan saya dengan Cinta dipagi hari. Yang membuat kening mengernyit. Apa pemahaman orang-orang sekarang selalu salah faham? Atau memang pembuat kalinag yang salah? Atau bagaimana?
Sampai saya berangkat, pertanyaan itu masih belum terpecahkan oleh saya maupun Cinta.