Uang


Uang… Uang… Uang…
Setiap hari kata itu tak lepas dari ucapan kita, entah berapa kali kata itu terucap dari bibir manis kita, satu kali, dua kali, seratus kali bahkan lebih tanpa kita sadari. Sebagaian orang bilang “Uang adalah segalanya, tanpa uang kita tidak bisa apa-apa”, tapi sebagaian orang lagi berkata “uang bukanlah segalanya”.
Tidak salah memang apa yang dikatakan meraka tentang uang. Memang uang dalam kehidupan kita bukanlah segalanya, uang bisa tidak di nomor satukan. Tapi dengan tidak adanya uang banyak timbul berbagai masalah, mulai dari hal-hal sepele sampai hal-hal besar. Sebagai contoh dari kalangan remaja seperti kita, yang sering terjadi, ketika sebuah acara diadakan misalnya acara reuni, acara yang tidak terjadi setiap saat bahkan setiap minggupun tidak (bukan reuni namanya kalo setiap minggu…), dan ketika di undang tidak sedikit yang bilang “Aduh maaf kayaknya aku tidak bisa hadir, aku tidak punya uang”. Dengan tanpa disadari kata2 itu selalu muncul.
Jadi uang adalah hal yang sangat ekstrem untuk saat ini. Tidak adanya uang bisa menimbulkan berbagai kriminalitas, pelecehan, pembunuhan bahkan penghancuran sebuah Negara.
Terkadang sempat terbesit dalam fikiran, orang yang berkata “uang bukanlah segalanya”, apakah kata-kata itu hanya berlaku bagi orang-orang yang berduit? Orang-orang yang setiap harinya bisa mengeluarkan uang tanpa berfikir-fikir lagi?. Soalnya, kenapa orang-orang yang tidak punya uang lebih seperti mereka, walau mereka berkata “uang bukanlah segalanya”, tapi sering sekali mereka mengeluh dengan kata “UANG”, ketika mereka tidak punya uang lebih mereka selalu mengeluh, mereka selalu merasa kekurangan (walaupun memang kurang…), padahal banyak disekitar meraka yang lebih kurang daripada kita.
Disini saya tidak cenderung membenarkan kalimat “uang adalah segalanya” atau “uang bukan segalanya”, tapi rasa konsistensi mereka dalam prinsip kalimat yang mereka lontarkan. Ok jika orang itu berkata “uang adalah segalanya” dan mereka selalu mengeluh bahkan bunuh diri karena kurangnya uang atau melakukan tindak kejahatan, karena itu prinsip kalimat yang mereka pegang. Tapi orang yang berkata “uang bukan segalanya” dan perilaku mereka tidak mencerminkan kalimat yang mereka utarakan itu adalah hal yang kurang tepat. Mereka selalu merasa kurang, mereka selalu merasa putus asa, mereka selalu mengeluh yang berlebihan ketika mereka kekurangan yang namanya uang. Padahal mereka masih bisa yang namanya makan nasi setiap hari. Cobalah kita tengok orang-orang yang lebih kekurangan dari kita, untuk mendapatkan sepiring nasi perhari mereka susahnya minta ampun, entah berapa hari sekali mereka makan nasi. Perhatikan orang-orang disekeliling kita yang lebih kurang dari kita.
Maka dari itu walaupun kita kurang dengan yang bernama uang, teteplah bersyukur kepada Allah, karena kita masih mempunyai uang walaupun sedikit dan berusaha  lebih giat lagi untuk mendapatkan uang (dengan cara yang halah tentunya…). Dan bagi orang-orang yang mempunyai uang lebih, mereka harus lebih bersyukur kepada Allah karena kelebihan yang mereka miliki. Mereka tidak hanya bisa makan enak setiap hari, tapi mereka juga bisa memberi kepada yang kekurangan dengan uang itu. Kata kuncinya tetaplah bersyukur atas apa yang kita miliki.

Rimba Permana

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com